Jumat, 01 April 2011

Monitoring TIK dan penatalaksanaan TTIK


ABSTRAK

Otak merupakan jaringan tubuh yang mempunyai tingkat metabolisme tinggi. Agar tetap berjalan normal, metabolisme otak memerlukan oksigen dan sumber energi yaitu glukosa, yang sangat tergantung pada aliran darah di otak. Pada keadaan emergensi dan kritis dapat terjadi kegagalan autoregulasi pembuluh darah serebral yang sangat tergantung pada CPP. CPP itu sendiri dipengaruhi oleh MAP dan TIK. Peningkatan TIK kerap terjadi pada kondisi kritis.
Ruang intrakranial merupakan volume yang tetap terdiri atas parenkim otak (80%), darah (10%), dan cairan serebrospinal (10%). Kombinasi tekanan yang dihasilkan oleh ketiga komponen tersebut merupakan tekanan intrakranial (TIK). Peningkatan volume komponen intrakranial yang progresif dapat menyebabkan peningkatan TIK/hipertensi intrakranial. Peningkatan TIK akan menurunkan CPP sehingga menyebabkan CBF menurun sehingga terjadi iskemik pada otak (suplai O2 < O2 demand) yang selanjutnya akan terjadi edema serebri dan akhirnya semakin meningkatkan TIK itu sendiri. Berbagai penyebab terjadinya peningkatan TIK adalah edema otak, peningkatan CBV, peningkatan cairan serebrospinal, atau adanya massa ekstra/intrakranial.
Pada pasien dengan peningkatan TIK dapat dijumpai gejala mulai dari sakit kepala yang disertai muntah, edema papil pada pemeriksaan funduskopi dan defisit neurologis hingga timbulnya Cushing triad bila sudah terdapat herniasi.
Pemantauan TIK sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya fase kompensasi ke fase dekompensasi. Pemantauan TIK dapat dilakukan dengan bantuan alat monitor, pencitraan, pengukuran non invasif (TCD), monitoring lanjutan dengan beberapa modalitas. Dengan adanya pemantauan TIK maka penatalaksanaan akan menjadi lebih optimal. Penatalaksanaan peningkatan TIK meliputi tatalaksana umum dan khusus.

Key word : TIK, peningkatan, pemantauan, penatalaksanaan.



 PENDAHULUAN

            Otak merupakan jaringan tubuh yang mempunyai tingkat metabolisme tinggi, hanya dengan berat kurang dari 2% dari berat badan memerlukan 15% kardiak output, menyita 20% oksigen yang beredar di tubuh, serta membutuhkan 25% dari seluruh glukosa  dalam tubuh1,2. Pada keadaan emergensi dan kritis akan terjadi peningkatan kebutuhan bahan-bahan metabolisme tersebut. Dengan demikian apabila suplai bahan-bahan untuk metabolisme otak terganggu tentunya akan menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan otak yang dapat berakibat kematian dan kerusakan permanen1.
            Dua hal yang berperan dalam metabolisme otak agar tetap berjalan normal adalah kecukupan oksigen dan kecukupan sumber energi yaitu glukosa. Oleh karena otak tidak dapat menyimpan cadangan energi maka metabolisme otak tergantung pada aliran darah yang optimal. Dalam keadaan emergensi dan kritis akan terjadi kegagalan sistem autoregulasi pembuluh darah serebral. Karena aliran darah otak (CBF) merupakan hasil pembagian tekanan perfusi ke otak (CPP) dengan tahanan pembuluh darah serebral (CVR), maka pada kegagalan sistem autoregulasi sangat tergantung pada CPP1,2.
            Pada keadaan normal, aliran darah otak (CBF) adalah 50 cc/100 gr jaringan otak tiap menitnya. Pada keadaan sehat dimana mekanisme autoregulasi bagus, CBF 50 cc/100 gr jaringan otak/menit tersebut dapat dipenuhi dengan rentang CPP 40-140 mmHg. Kerusakan jaringan otak akan irreversibel terjadi jika CBF kurang dari 18 cc/100 gr jaringan otak/menit1,2,3. Pada keadaan emergensi neurologi seperti infeksi atau trauma kapitis akan terjadi peningkatan tekanan intrakranial (TIK) akibat adanya edema otak. Tekanan intrakranial normal adalah < 10 mmHg atau 15 cmH2O (rasio 3:4 untuk mmHg ke cmH2O). Dianggap meningkat bila > 20-25 mmHg. Oleh karena CPP merupakan selisih dari mean arterial pressure (MAP) dengan TIK, maka adalah sangat penting menjaga tekanan darah optimal dan mengendalikan atau menurunkan tekanan intrakranial2-5.  TIK ini dapat dipantau dengan menggunakan alat monitor TIK yang biasanya tersedia di ICU sehingga dapat dilakukan tindakan dan terapi dengan cepat dan tepat.
            Pada tinjauan pustaka ini akan lebih difokuskan tentang pemantauan dan tatalaksana peningkatan tekanan intrakranial.